Assalamu’alaikum.. ^^
Annyeong haseyo chingudeul..
Hehehe..
Udda lama kah tunggu #2 ini?? (pede tingkat wahid..:p)
Maaf ya, g ada maksud buat molor-molor_in,, tapi mang authornya lagi sibuk ama semester plus tugas sekolah,, (jiaahh curhat)
Back to point:
Meskipun di bilang amatir, tapi yaahh gini lah adanya,, hehee hanya ingin menyalurkan imajinasi yang udda numpuk di otak ((wuuhh sombong!!))
Ya ampun,, maaf maaf jadi kebanyakan ngoceh ya,, hehe mian mian,, baiklah ^^
semoga alurnya masih bisa di terima akal manusia.. -kkeke
-HAPPY READING-
Rian Pov
“ini yang namanya Dian?” Bisik tante pada ku
“iya tante, kenapa?”
“ngga, beda ya sama waktu kecil” jawab tante “cantik ^^ tambahnya
“aku hanya bisa senyum dengan jawaban dari tante itu. Mau ngomong apa lagi? Kalo aku bilang “iya tan, makin cantik” bisa dikira ada apa-apa aku.
“jadi, jeng dari stasiun langsung kesini? Apa gak cape?” tante Ann memulai pembicaraan.
“iya, Rian yang jemput. Gak juga ko jeng, saya sudah istirahat cukup tadi di kereta. Lagi pula besok mungkin akan sibuk, jadi saya sempatkan sekarang”
Sepertinya mereka akan lebih leluasa jika aku tinggalkan. Setelah izin untuk meninggalkan tempat, aku beranjak menyusul Dian yang sedari tadi tak kunjung keluar dari dapur.
Ku lihat Dian yang tampak sibuk menyiapkan minuman segar unukku. Hehe… iya, itu untukku.
“Lama banget! Gue keburu aus tau”
Menyadari kedatangan ku, Dian langsung balik badan dan kemudian kembali pada kesibukannya.
Ya Tuhan, ni anak bener-bener. Dari dulu gak pernah banyak bicara.
“Gue bantu bawa ya ^_^.” Tawarku setelah semuanya siap
“Dian mengangguk pelan. Tsk! Sariawan apa ya?
“Lo bawa kue nya aja, gak rela gue allo sampe ni minuman jatoh. Udah aus berat.”
“Isskh.” Dian hanya mendengus dan mencibir
“Lo bisu ya? Ya ampun!” Ku letakan tanganku di lehernya, takut-takut ada benda nyangkut di sana.
“Apa sih?” Ucapnya seraya menyingkirkan tanganku.
“Haha… ngomong kek dari tadi. Gue jadi serasa ngunjungi rumah hantu tau.”
Celetukan ku mendapat tatapan tajam darinya.
_ _ _
Acara kunjungan selesai. Tak disangka tante Restu masih inget sama Dian.
Karena kedatangan tante memang ingin menemaniku. Jadilah dia tinggal di rumah ku sekarang.
Suasana rumah saat pertama tante datang tadi seperti biasanya. Sepi. Mudah –mudahan setelah ini bisa ada sedikit warna.
Author POV
Drrt... Drrt… Drrt…
Telepon masuk. Dian ^^. sudut bibir Rian terangkat melihat siapa yang menghubunginya.
“Ya, kenapa, yan?” Tanyanya langsung dengan berseri-seri.
“kebiasaan”
“Hehehe… Ada apa?”
“Besok anter gue ya?”
“kemana?”
“Nebus dosa.” (?)
“Hah?” tanya Rian heran
“Nanti juga tau. Pastiin gue gak harus dorong-dorong motor lo lagi.”
“Hahaha… Tenang aja. Ok deh.”
“Ya udah, Daah..”
Rian mengangkat sebelah alisnya mendapati sikap sahabatnya yang aneh.
_ _ _
“Wah, kenapa gak bilang mau ke toko buku? Lo mau nagih utang gue ya?” ujar Rian setelah sampai tempat tujuan.
“Iya, lo mesti nebus dosa gue ama Mita.”
“Apa? Kenapa ama gue?”
“Uda, ayo! Kata Mita bukunya limited edition, gue ga mau makin ngerasa bersalah ama dia.”
Mereka pun menelusuri rak-rak buku bagian Novel mencari buku pesanan Mita.
Disamping itu seoran gadis manis tampak terburu-buru mencari sesuatu, hingga gerakannya sangat cepat. Mondar-mandir mencari buku yang tampaknya sangan penting dan,….
BRUKK!!!
“Ahhk!” terdengar suara gadis yang meringis
“Oh… Maaf! Kamu ga apa-apa?” Rian mengulurkan tangannya pada gadis yang terduduk karena menabrak tubuhnya.
“Gadis itu tampak sibuk merapikan buku-bukunya yang terjatuh.
“Bisa baerdiri?” tanpa menerima uluran tangan Rian gadis itu berdiri
“Ah… Iya. Maaf ya saya buru-buru tadi” ucap gadis itu tanpa menoleh ke arah Rian.
“Ga masalah ko”
Sedetik kemudian gadis itu menoleh
“Ka Rian?” tanyanya setengah berteriak menyadari suarannya yang cukup keras, segera dia menutup mulutnya g\dengan tangannya yang bebas.
Rian hanya mengangkat sebelah alisnya.
“Em… aku adik kelas kaka” jawabnya seperti mengerti perubahan mimik wajah Rian.
“Ooo…” Rian membulatkan mulutnya dan mengangguk.
Tak henti sampai disitu, Dia masih tak mengerti dengan gadis yang sedari tadi tersenyum lebar seperti beremu idolanya yang telah lama tak menemui fansnya.
Tangan gadis itu terulur, senyum lebarnya masih tercetak di wajahnya.
Rian menyambutnya.
“Uti, itu namaku, ka” tangan gadis itu belum juga mau melepas tangan Rian yang setelah mengetahui namanya mencoba melepaskan tangan gadis yang bernama Uti itu.
“Uda ketemu, Ri?” suara seseorang menghentikan jabatan tangan mereka.
_ _ _
Dian POV
“Uda ketemu, Ri?”
Rian seperti kaget mendengar suaraku, tiba-tiba mereka melepaskan jabatan tangan masing-masing.
Siapa gadis itu?
Setelah tersenyum pada Rian, gadis itu pergi dengan wajah yang merona.
Rian menggaruk kepalanya yang aku rasa tidak terasa gatal sama sekali. “Ketangkap basah ya?” batin ku.
“Cari bukunya, Ri. Bukan cewe” tegasku saat dia didepanku.
“Siapa yang cari cewek, tadi gue…”
Aku melengos begitu saja sebelum Rian menyelesaikan kalimatnya.
Kebiasaan tebar pesona. Gak inget tujuan utama apa? Gerutu ku dalam hati.
Saat ini kami ada di café yang dijanjikan Mita. Selama menunggu kami hanya diam.
30 menit berlalu, Mita belum juga datang.
“Lo ada janji setelah ini?” tanya ku memecah keheningan. Rian tampak sedikit kaget menerima pertanyaanku yang tiba-tiba.
“Ah? Gak, kenapa?”
“Ya, barang kali ada janji lain. Mita anaknya suka molor alo janji.” Jelaskan.
“Oh… gak apa-apa tenang aja.” Ucapnya tak lupa dengan senyumnya.
Senyumnya selalu manis. Mampu meluluhkan hatiku yang tadi sempat terasa panas. Hei, apa aku bilang? Panas? Kenapa?ku geleng-gelengkan kepala mencoba menghilangkan pikiran-pikiran aneh itu.
“Kenapa lo?” tanya Rian heran mendapati tingkah ku yang seperti kesasukan sesuatu (?)
“Ah… ga apa-apa. Hehe… oh iya, mamah nyuruh kerumah.”
“Oh ya? ^_^ Ok… Ok… pasti aku dateng.”
“Maaf bikin kalian nunggu lama.” Akhirnya Mita datang.
“Nih!” tanpa basa-basi aku serahkan buku pensanannya
“Hehehe… makasih yan” ucap Mita sambil memelukku singkat.
Rian bangkit dari duduknya.
“Ayo pulang, Yan! Mita uda dapet bukunya kan?”
Aku segera berdiri
“Hai! Ngobrol dulu ke, gue baru dateng loh.”
“Lain kali aja ya, Mit.” Ucap Rian melempar senyum andalannya.
Mita hanya mendengus ditempat.
_ _ _
Rian gak bisa dateng kerumah. Saat keluar dari cafe, dia mendapat telpon dari tantenya. Dan memintanya segera pulang. Hh… sayang sekali, padahal harusnya aku sedang melahap puding buatan dia sekarang.
Gadis itu siapa? Pikiran ku kembali pada kejadian di toko buku tadi, gadis itu tampak senang. Ya, walau Rian menanggapinya dengan biasa. Eh… tunggu! Gak. Setelah aki datang dan mereka merasa dipergoki Rian jadi bersikap malu-mali gitu.
“Astaga” ku geleng-gelengkan kepalaku mencoba mengusir semua yang kupikirkan tadi.
“Hufh… ini bukan urusan gue kan. Mau Rian deket ma siapapun” ucapku menenangkan diri sendiri.
Ya, ini bukan urusanku. Toh selama ini dia memang selalu di kelilingi banyak gadis yang menyukainya, harusnya aku terbiasa dengan itu.
Ku langkahkan kaki ku menuju kamarku. Yang harus ku lakukan sekarang hanya tidur.
_ _ _ _
TBC_ - - -^^.
gimana ama part#2 ini??
hadduuuhh, aku terima apapun komentar kalian,,
jangan lupa komen nya, buat semangatku di part#3 hehee
yg udda baca makasihh,,
yang RCL aku ngucapin makasiiih banyaakk,, semoga jalanmu selalu di berkati allah swt aminnn..
haha
sebelumnya ioni udda saya terbitin di fb saya,,
Thathy Ichira Namikaze